A.
Ionia Tempat Lahirnya Filsafat Barat
Tempat
filsafat yunani adalah asia kecil, dan filsuf-filsuf pertama yunani berasal
dari Ionia. Yunani sendiri berada dalam situasi tidak tenang menyusul ivasi
bangsa Doria pada abad 7 SM, tapi Ionia relative tenang dan mewarisi jiwa
peradaban lama. Invasi bangsa Doria ini menghancurleburkan kebudayaan Aegea
yang terkenal itu. Homerus penyair besar Yunani juga berasal dari Ionia. Jadi
Ionia merupakan tempat lahir penyair terbesar Yunani dan kosmolog-kosmolog pertama
Yunani.
Bila dilihat
secara cermat ada kesinambungan tema dalam gambaran dunia yang dilukiskan
Hesiod, tuntutan-tuntutan moral dalam puisi Homerus dan kosmologi yang
diajarkan oleh para filsuf awal Ionia. Pemikiran filosofis Yunani awal
merupakan produk puncak dari peradaban kuno Ionia. Karena Ionia merupakan
tempat pertemuan antara barat dan timur, maka sering dipersoalkan apakah
filsafat yunani dipengaruhi oleh filsafat oriental, seprti Babylon atau Mesir?
Ada pendapat yang mengatakan bahwa filsafat Yunani berasal dari Babylon dan
Mesir, tetapi ada pula yang menolak pendapat itu.
Herodotus berpendapat
bahwa gama dan kebudayaan Yunani berasal dari Mesir. Menurut Coppleston
sulitlah untuk menjelaskan bahwa para saudagar Mesir mengekspor pemikiran Mesir
ke Yunani. Dan menurut Burnet, Mesir tidak memiliki filsafat, sebab itu
pendapat bahwa filsafat Yunani berasal dari Mesir sulit diterima. Jadi,
filsafat yunani berasal dari yunani sendiri yakni Ionia.
Tapi adalah
kenyataan bahwa filsafat yunani berkaitan erat dengan matematika. Ada juga
pendapat bahwa orang yunani belajar matematika dari Mesir dan astronomi dari
Babylon. Bagaiman menjawab persoalan ini?
Kita bisa
mengikuti jawaban Coppleston sebagai berikut. Memang ada kemungkinan besar bahwa
matematika yunani dipengaruhi Mesir dan astronomi Yunani dipengaruhi Babylon,
sebab ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani mulai berkembang di daerah yang
merupakan pertemuan barat dan timur. Tapi tidak tepat kalau dikatakan bahwa
matematika ilmiah Yunani berasal dari Mesir dan astronomi yunani berasal dari
Babylon, mengapa?
Sebab
matematika Mesir terdiri dari metode-metode empiris, kasar dan lengkap untuk
memperoleh hasil praktis. Geometri Mesir umumnya terdiri dari metode-metode
praktis untuk mengukur tanah setelah meluapnya sungai Nil. Tapi Mesir tidak
mengembangkan geometri ilmiah, Demikian juga astronomi Babylon, sebetulnya
merupakan astrologi, yakni ilmu nujum bintang. Sebaliknya orang Yunani
mengembangkannya menjadi ilmu astronomi ilmiah. Jadi, menurut Coppleston,
matematika dan astronomi Yunani lahir di Yunani sendiri.
Dengan
demikian Yunani adalah tempat asal para pemikir dan ilmuan asli Eropa. Orang
Yunanilah yang pertama-tama mempelajari ilmu pengetahuan demi ilmu pengetahuan
itu sendiri. Mereka mempelajari ilmu pengetahuan dengan semangat ilmiah, bebas
dan tanpa prasangka. Hegel, filsuf terkenal Jerman, berpendapat bahwa filsafat
Yunani sepenuhnya dilakukan dengan semangat kebebasan ilmiah.
Kalau puncak
pemikiran terdapat di Ionia, dan kalau Ionia merupakan tempat lahirnya filsafat
Yunani, maka Miletus adalah tempat lahirnya filsafat adalah tempat lahirnya
filsafat Ionia. Di kota Miletus, Thales filsuf pertama Ionia lahir dan
dibesarkan.
B.
Masa Pra-Sokrates
Filsafat di
masa Pra-Sokrates merupakan tahap pertama dalam filsafat Yunani. Meskipun bukan
merupakan filsafat murni, tetapi ia merupakan filsafat yang sesungguhnya.
Sebaliknya, filsafat Pra-Sokrates bukannya merupakan unit tertutup yang tidak
berhubungan dengan pemikiran filosofis sesudahnya, tapi merupakan persiapan
bagi periode sesudahnya.
Meskipun
Plato dan Aristoteles mengemukakan filsafat yang brilian, keduanya tidak
terlepas dari pengaruh filsafat pra-Sokrates. Plato misalnya, sangat
dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Heracleitos, para filsuf Elea dan
Pythagoreanisme. Adapun filsuf-filsuf yang hidup sebelum masa Sokrates adalah:
1.
Thales
(625-545 SM)
Dalam
sejarah filsafat Thales dijuluki sebagai filsuf Yunani pertama. Dia dalah satu
dari tujuh orang bijak di zamannya (bersama Bias dari Priene, Pittakos dari
Mytilene, Soloon dari Athena, Kleouboulous dari Lindos, Khilon dari Sparta, dan
Priandros dari Korinthos). Thales dalah filsuf dan ilmuwan praktis.
Sebagai
filsuf Thales dan Miletus berusaha menjawab pertanyaan: apa sala usul segala
sesuatu? Menurut Thales, bahan dasar dari segala sesuatu adalah air. Itu
merupakan kesimpulan setelah ia mengamati dominasi peran air di alam dan
kehidupan manusia. Seperti dikatakan Aristoteles, Thales dari hari ke hari
mengamati bahwa kabut member kehidupan bagi segala sesuatu. Bahkan panas itu
sendiri berasal dari kelembaban.
Dia juga
mengamati bahwa segala macam benih mempunyai kodrat kelembaban, dan air
merupakan asal dari hakekat benda-benda yang lembab. Thales mungkin juga
dipengaruhi oleh teologi-teologi kuno, di mana air merupakan obyek komando di
kalangan dewa-dewi.
2.
Anaximandros
(611-545 SM)
Anaximander
juga seorang ilmuwan. Konon, menurut Theophrastus, dia membuat sebuah peta,
yang mungkin digunakan oleh para pelaut Milesia ke laut hitam. Menurut
Theophrastus, Anaximander adalah rekan sejawat Thales, dan nampaknya lebih
muda. Di samping kegiatan ilmiahnya, dia juga mencari jawaban atas pertanyaan
sama yang menggugah Thales. Tapi menurut dia, prinsip pertama dan utama itu
tidak mungkin air seperti yang dikatakan Thales.
Kalau
perubahan, kelahiran dan kematian, pertumbuhan dan kehancuran disebabkan oleh
konflik, maka tak dapat dijelaskan mengapa ada benda-benda lain yang tidak
dapat melebur menjadi air. Maka menurut dia, prinsip pertama dari segala benda
adalah to apeiron (yang berarti substansi yang tak terbatas). To apeiron itu
kekal dan tak dimakan usia, itulah yang merangkum seluruh jagad.
Anaximander
mengajarkan bahwa bumi bukan berbentuk piringan (disc) tapi silinder pendek.
Kehidupan berasal dari laut, dan melalui adaptasi dengan lingkunagn
bentuk-bentk hewan yang sekarang berevolusi.
Tentang asal
usul manusia Anaximander mengatakan bahwa pada mulanya manusia dilahirkan dari
hewan-hewan spesies lain. Hewan-hewan lain, katanya, cepat menemukan makanan
bagi diri mereka sendiri, tapi manusia sendiri membutuhkan waktu yang panjang
untuk menjadi dewasa. Tapi dia tak dapat menjelaskan bagaimana manusia bias hidup
dalam tahap transisi.
Jadi,
doktrin Anaximander merupakan suatu langkah maju dibandingkan Thales. Dia tidak
menunjuk unsure tertentu, tapi konsep to apeiron, yakni substansi tak terbatas.
3.
Anaximenes
(588-524 SM)
Menurut
Anaximenes, prinsip dasar segala sesuatu adalah udara. Kesimpulan ini mungkin
sekali didasarkan pada fakta bahwa manusia hanya bisa hidup kalau bernafas.
Jadi, udara adalah prinsip kehidupan. “Sebagaimana halnya dengan jiwa kita,
yakni udara, mempersatukan kita, demikian juga nafas dan udara merangkul
seluruh dunia,” kata Anaximenes. Jadi udara dalah prinsip dasar (urstoff) dari
dunia.
Udara tak
dapat dibagi, tapi dapat kelihatan dalam proses kondensasi dan perengangan.
Ketika udara menjadi renggang (rarefaction), ia menjadi lebih panas, dan
denderung terbakar menjadi api. Sebaliknya, kalau terjadi kondensasi, ia
menjadi lebih dingin dan menjadi keras. Maka udara berada di antara cincin
nyala dan kedinginan, dengan massa kelembaban di dalamnya.
4.
Pythagoras
(580-500 SM)
Tentang
Pythagoras tidak banyak diketahui. Yang pasti adalah bahwa Pythagoras
mendirikan sebuah tarekat keagamaan di Kroton, Italia selatan, pada paruh kedua
abad 6 SM. Pythagoras sendiri dilahirkan di Samos, masih daerah Ionia.
Iamblicus, salah satu sumber untuk mengetahui Pythagoras, menyebut Pythagoras
antara lain sebagai “pemimpin dan bapak filsafat Ilahi”. Tapi kisah kehidupan
Pythagoras seperti yang ditulis Iamblicus, porphyries, dan Diogenes Laertius
dinilai sebagai roman dan bukan catata sejarah.
Ajaran
tentang bilangan merupaka ajaran Pythagoras yang penting. Tapi, di pihak lain
filsafat methematico-metafisik ini sngat sulit dipahami. Yang penting,
Pythagoras dan para pengikutnya sangat terobsesi dengan matematika.
Sampai-sampai dikatakan bahwa Tuhan itu seorang ahli matematika.
Menurut
Pythagoras, prinsip dari segala-galanya adalah matematika. Semua benda dapat
dihitung dengan angka, dan kita dapat mengekspresikan banyak hal dengan
angka-angka. Mereka terpesona oleh kenyataan bahwa interval-interval music
antara dua not pada lyra dapat dinyatakan secara numerik. Seperti halnya
harmoni musik bergantung pada angka, maka harmoni jagad raya juga bergantung
pada angka. Bahkan menurut Pythagoras, benda-benda adalah angka-angka (things
are numbers).
Menurut
Pythagoreanisme, pusat jagad raya adalah api (Hestia). Di sekeliling api itu
beredar kontra bumi (antikhton), bumi, bulan, matahari dan planet lainnya dan
akhirnya langit dengan bintang-bintang tetap. Pythagoreanisme berpandangan bahwa
seluruh langit merupakan suatu tangga nada musik serta bilangan. Ketika
mengelilingi api sentral tiap benda langit mengeluarkan bunyi yang sesuai
dengan tangga nada. Telinga kita sudah terbiasa dengan musik itu, sehinga kita
tak mendengarnya lagi. Dikisahkan bahwa Pythagoras sendiri telah mendengar
music jagad raya itu.
filsuf-filsuf lain yang hidup sebelum masa Sokrates,
di antaranya:
1.
Xenophanes
(570-480 SM)
2.
Heracleitos
3.
Parmenides
dan Melissus
4.
Zeno
5.
Empedocles
6.
Leocippus
7.
Para
filsuf Atomisme
C.
Masa Sokrates
Perhatian
masa Pra-Sokrates adalah alam atau kosmos. Pada masa sesudahnya, yakni
sokrates, perhatian bergeser pada manusia itu sendiri, faktor-faktor
penyebabnya anatara lain:
a.
Timbulnya
sikap skeptic terhadap filsafat Yunani yang tidak dapat menjelaskan pertanyaan
tentang asala usul alam semesta. Filsafat Pra-Sokrates juga tidak mampu
menjelaskan fenomena kesatuan (unity) dan kejamakan (diversity)
b.
Semakin
besar minat terhadap fenomena kebudayaan dan peradaban. Ini disebabkan
pergaulan yang makin gencar antara orang Yunani dan peradaban asing seperti
Persia, Babylonia dan Mesir. Menhadapi kenyataan ini, para pemikr Yunani
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: apakah beragam kebudayaan
nasional dan local, norma agama dan etis, hanyalah konvensi atau tidak?
1.
Kaum
Sofis
Ada
perbedaan antara filsafat Pra-Sokrates dengan filsafat sesudahnya, perbedaan
itu ialah:
a.
Pusat
perhatian filsafat masa sokrates adalah manusia, peradaban dan kebiasaab
manusia. Sofisme menaruh perhatian pada mikrokosmos, bukan makrokosmos. Manusia
mencapai kesadaran diri. Seperti kata Sophocles: “Ada banyak mikjizat di dunia,
tapi tak ada mukjizat yang lebih besar dari manusia”.
b.
Sofisme
dan filsafat Yunani sebelumnya juga berbeda dalam hal metode. Filsafat Yunani
Pra-Sokrates memiliki metode deduktif, sedangkan kaum sofis menggunakan metode
empirico-induktif.
Pada masa Pra-Sokrates, filsuf menetpkan prinsip umum,
kemudian menjelaskan fenomena fenomena khusus berdasarkan prinsip tersebut. Sebaliknya,
kaum sofis adalah ensiklopedis karena mereka menghimpun banyak observasi dan
fakta, lalu menarik kesimpulan-kesimpulan, baik teoritis maupun praktis.
Kesimpulan-kesimpulan itu sangat banyak dan berbeda sehingga orang bias jadi
bingung. Atau, setelah banyak tahu tentang berbagi negara dan kebudayaan,
mereka membuat teori tentang asal-usul peradaban atau asal bahasa.
c.
Perbedaan
juga terletak pada tujuan. Filsafat Pra-Sokrates ingin mencari kebenaran
obyektif tentang dunia. Kaum sofis mencari kebenaran praktis, bukan kebenaran
spekulatif. Tujuan utama filsafat Pra-Sokrates adalah menemukan kebenaran
,sedangkan kaum sofis justru pada mengajar. Itulah sebabnya kaum sofis mempunyai
massa murid. Mereka memberikan kursus-kursus, dan latihan. Mereka adalah
professor yang mengembara dari kota ke kota, mengumpulkan pengetahuan lalu
mengajarkan pada orang lain (umpama tentang tata bahasa, interpretasi penyair,
filsafat mitologi, agam dll).
Kaum sofis sangat menonjol dalam berpidato, yang
merupakan factor sangat penting dalam kehidupan politik di Yunani kala itu. Di
Yunani, agar bias berkecimpung dala politik, orang harus pintar berpidato.
Adapun tokoh-tokoh kaum filsuf sofis ialah Protagoras
(481-411 SM), Prodicus, Hippias, Gorgias (480-380 atau 483-375 SM),
Thrasymachus, Chalderon, dan Anthipon.
2.
Socrates
Menurut
Plato, ketika dijatuhi hukuman mati, yakni tahun 399 SM, usia Socrates sekitar
70 tahun, berdasarkan itu diduga Sokrates lahir sekitar tahun 470 SM. Ayahnya
bernama Sophroniscus seorang pemahat, dan ibunya bernama Phaenarete seorang
dukun bersalin.
Sosok
Socrates sebagai filsuf moral berawal dari peristiwa yang disebut pertobatan
Socrates menyusul Orakel Delphic. Diceritakan bahwa Chaerephon, sobat Socrates,
suatu ketika bertanya kepada ahli nujum apakah ada orang lain yang lebih
bijaksana dari Socrates.. jawaban yang diberikan adalah “tidak”. Ini membuat
Socrates merenung-renung. Dia akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa yang
dimaksudkan dewa dengan menyebutnya orang paling bijak adalah karena dia tahu
bahwa dia tidak tahu apa-apa. Socrates kemudian melihat misinya yakni untuk
mencari kebenaran sejati dan membantu orang yang membutuhkan bimbingannya.
Adapun
ajaran-ajaran Socrates adalah sebagai berikut:
1.
Socrates
mengajarkan tentang definisi atau hal-hal yang umum (universals) yng bersifat
tetap. Menurut Socrates konsep universal tetap sama. Hanya hal-hal partikular
dapat beragam, tapi defenisi tetap sama.
2.
Socrates
mengajarkan tentang argumen-argumen induktif. Argumen induktif yang
dikembangkan Socrates bukan diperoleh melalui logika, melainkan melalui
wawancara atau dialektik. Untuk membuat definisi tentang sesuatu, Socrates
bertanya pada orang lain, sementara ia sendiri memperlihatkan ketaktahuan.
Dialektik Socrates dimulai dari defenisi-definisi kurang lengkap sampai akhrnya
mencapai definisi yang lebih lengkap.
3.
Tujuan
dialektik bukan untuk mempermalukan orang, tapi untuk memperoleh kebenaran.
Kebenaran itu bukan sekedar spekulasi murni, melainkan dalam kehidupan yang
baik. Menurut Socrates, agar bertindak dengan benar, orang harus tahu apakah
kehidupan yang baik itu. Socrates percaya akan jiwa yang hanya dapat dipelihara
semestinya lewat pengetahuan, yakni
kebijaksanaan yang benar. Pengetahuan yang jelas akan kebenaran sangat penting
bagi kehidupan yang benar. Untuk ini adalah tugasnya untuk membidani lahirnya
ide-ide yang benar dalam bentuk definisi yang jelas. Metode ini dinamakan
mayetika.
4.
Socrates
menaruh perhatian besar pada etika. Dia menganggap misi yang ditetapkan dewa
padanya adalah menyadarkan orang-orang agar memelihara harta paling agung yakni
jiwa lewat upaya memperoleh kebijaksanaan dan kabajikan. Kehidupan politikpun
tak dapat dilepaskan dari etika.
5.
Etika
Socrates memilki ciri pengetahuan dan kebajikan. Menurut dia, pengetahuan dan
kebajikan adalah satu, dalam arti bahwa seorang bijaksana, yakni orang yang
tahu apa yang baik, juga akan melakukan apa yang benar.
6.
Socrates
mengajarkan bahwa hanya ada satu kebajikan, yakni pengetahuan akan apa yang
betul-betuk baik bagi manusia, apa yang betul-betul dapat menghasilkan
kesehatan dan harmoni jiwa.
7.
Dalam
ajaran tentang agama, Socrates mengakui adanya allah-allah, pengetahuan akan allah-allah
tidak terbatas. Terkadang Socrates memang percaya akan adanya Allah yang
tunggal, tapi nampaknya Socrates tidak memberi perhatian besar untuk masalah
monoteisme dan polyteisme. Menurut Socrates sebagaimana tubuh manusia berasal
dari bahan-bahan yang dikumpulkan dari dunia materi, akal budinya juga
merupakan bagian dari akal budi universal.
Pada tahun 400 atau 399 Socrates diadili oleh para
pemimpin demokrasi baru. Tuduhan yang dibacakan di depan pengadilan raja Archon
adalah bahwa:
1.
Socrates
tidak menyembah allah-allah yang disembah negara, tapi memperkenalkan
praktik-praktik agama yang baru, dan
2.
Socrates
merusak kaum muda. Atas kesalahan-kesalahan tersebut Socrates dituntut hukuman
mati.
Adapun para pengikut Socrates:
1.
Sekolah
Megara yang didirikan oleh Euclid pengikut setia Socrates
2.
Sekolah
Elea-Eretria yang didirikan oleh Phaedo dari Elis dan Menedemus dari Eretria.
3.
Sekolah
Cyrene Awal didirikan oleh Antisthenes.
4.
Sekolah
Cyrene didirikan oleh Arisrippus di Cyrene.
3.
Plato
Plato adalah
salah satu filsuf terbesar di dunia. Lahir di Athena dari keluarga terpandang,
ayahnya Arston dan ibunya Perictione. Menurut sejumlah sumber, nama aslinya
adalah Aristocles. Nama Plato baru diberikan sesudahnya karena ia memiliki
sosok fisik yang kokoh kuat.
Plato
menjadi murid Socrates ketika ia berusia 20 tahun. Tapi perkenalan Socrates
pasti lebih awal. Plato pernah mengunjungi Italia dan Sisilia ketika berusia 40
tahun. Konon ia juga pernah mengunjungi Mesir, tapi cerita ini belum bias
diterima oleh sebagian pengamat. Plato pernah dijual sebagai budak kepada
Aegina atas perintah Dionysius I, Tiran dari Syracuse.
Adapun
ajaran-ajaran terpenting dari Plato adalah:
1.
Dua
Dunia
Plato mengajarkan tentang dua dunia,
yakni dunia idea dan dunia materi. Dunia idea bersifat tunggal, permanen/tidak
berubah, kekal. Dunia jasmani bersifat jamak, berubah-ubah dan tidak kekal.
2.
Jiwa
Jiwa adalah
suatu adikodrati, berasal dari dunia idea, tidak dapat mati, kekal. Jiwa
terdiri dari tiga bagian (fungsi), yakni rasional (dihubungkan dengan
kebijaksaan), kehendak (dihubungkan denag keberanian), dan bagian keinginan
atau nafsu (dihubungkan dengan bagian pengendalian diri.
3.
Negara
Ajaran
tentang negara merupakan puncak filsafat Plato. Menurut Plato tujuan hidup
manusia adalah eudaemonia(hidup yang baik). Agar supaya hidup baik, orang harus
mendapatkan pendidikan. Pendidikan itu bukan soal akal semata-mata, tapi
seluruh diri manusia. Akal harus mengatur nafsu-nafsu. Akal sendiri tidak
berdaya dan harus didukung perasaan-perasaan yang lebih tinggi. Jalan kea rah
sini adalah kesenian, sajak, music dan sebagainya. Tujuan pendidikan tercapai
kalau ada negara yang baik. Sebab manusia adalah makhluk social yang memerlukan
negara.
Dalam satu
negara ada tiga golngan, yakni:
1.
Para
penjaga, yakni orang bijak (filsuf) yang mengetahui apa yang baik. Kebajikan
mereka adalah kebijaksanaan.
2.
Para
prajurit yang menjamin keamanan. Kebajikan mereka adalah keberanian.
3.
Rakyat
jelata seperti petani, tukang dan pedagang. Kebajikan mereka adalah
pengendalian diri.
4.
Aristoteles
Aristoteles
lahir di Stageira, Yunani Utara. Ayahnya seorang dokter pribadi raja Mcedonia.
Ketika berusia 18 tahun ia belejar filsafat p-ada Plato di Athena. Setelah
Plato meninggal, ia mendirikan sekolah Assos. Ia kemudian kembali ke Macedonia
dan menjadi pendidik pangeran Alexander Agung. Ketika Alexander Agung meninggal
pada thun 323, timbullah huru hara. Aristoteles dituduh sebagai penghianat. Dia
lari ke Khalkes dan meninggal dunia di situ pada tahun 322.
Adapun
ajaran-ajaran Aristoteles ialah logika, filsafat alam, psikologi, biologi,
metafisika, etika, politik dan ekonomi.
Tentang
logika, ia mengajarkan proses pengambilan kesimpulan yang disebut silogisme,
yang terdiri dari pernyataan dalam bagian mayor (dalil umum), minor (dalil
khusus), kesimpulan.
Aristoteles
menyebut jiwa dengan psykhe. Menuru Aristoteles, bukan hanya manusia yang
mempunyai jiwa, tapi semua yang hidup mempunyai jiwa.
Aristoteles
menolak dualism Plato. Karena menurut dia, jiwa dan tubuh adalah dua aspek
berbeda dari substansi yang sama yakni manusia. Pada manusia tidak ada dua
substansi seperti pada ajaran Plato.
Menurut
Aristoteles, jiwa akan binasa pada saat kematian badan. Jiwa manuia, seperti
jiwa tumbuhan dan hewan, tidak bersifat kekal.
5.
Masa
hellenisme dan Romawi
Di masa ini muncul beberapa aliran,
terpenting di antaranya adalah:
1. Stoisisme
didirika oleh Zeno dari Kition. Menurut Stoisisme, jagad raya ditentukan oleh
logos atau rasio. Maka segala sesuatu yang terjadi di alam semesta berlangsung
menurut ketetapan yang tak dapat dihindarkan. Etika Stoisisme bersifat kejam,
karena manusia tidak dapat menghindarkan segala malapetaka.
2. Epikurisme
didirikan oleh Epikuros. Inti ajarannya adalah bahwa manusia harus menggunakan
kehendak bebas dengan mencari kesenangan sedapat mungkin. Tapi agar keadaan
batin seimbang dan tenang, orang harus menjadi bijaksana. Bersikap bijaksana
adalah bersikap membatasi diri dan mengusahakan kesenangan rohani.
3. Skeptisisme
dipelopori oleh pyrrho. Tapi ini bukan suatu aliran dengan pengikut-pengikut
tertentu, melainkan hanya merupakan tendensi umum dalam masyarakat.
4. Eklektisisme
adalah kecenderungan mendamaikan berbagi unsure yang berbeda. Ini juga
merupakan kecenderungan umum pada masyarakat, khususnya kaum elit. Seorang yang
dikenal denagn eklektis adalah ahli pidato Cicero dan Philo.